Sekilas Info
  • 2 tahun yang lalu / Pengumpulan Zakat Fitrah 1442 H Tahun 2021 bisa diserahkan langsung ke takmir Masjid Al Huda Lumajang
Sholat :

Strategi pembenci Islam

Terbit 3 May 2016 | Oleh : admin | Kategori : berita / Uncategorized

Strategi Barat untuk Menghancurkan Islam

Jumat, 12/06/2015 14:00:07 | Dibaca : 3821

28

254

Ilustrasi: Islam Nusantara

Islam Nusantara adalah ide yang mendasari permintaan sang Menteri Agama untuk penggunaan “langgam jawa” dalam tilawah saat Peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad Saw 17 Mei lalu di Istana Negara itu. Sebelumnya, ide membangun “Islam Indonesia” atau “Islam Nusantara” pernah dilontarkan pula oleh beberapa tokoh dan intelektual di negeri ini.

Ide ini muncul sebagai reaksi terhadap wajah buruk Timur Tengah sebagai daerah yang mayoritas Muslim dan menjadi pusat agama Islam yang selalu diwarnai konflik berkepanjangan akibat perang saudara. Maka dari itu “Islam Indonesia” dinilai lebih baik dari “Islam Timur Timur”. Salah satu faktornya, menurut mereka, karena Indonesia sudah memiliki komitmen kebangsaan (Nasionalisme) dalam menghadapi konflik, baik internal maupun eksternal. Sedangkan di Timur Tengah penggabungan antara Agama dengan Nasional sangat sulit diwujudkan.

Pengkotak-kotakan Islam dengan berbagai labelnya ini sebenarnya murni merupakan bagian dari strategi Barat untuk menghancurkan Islam. Strategi penghancuran ini dibangun dengan dasar falsafah “devide et impera”  atau politik pecah belah. Begitulah bahaya di balik ide ini.

Meski Islam hanya ada satu, tetapi kita tidak menutup mata adanya perbedaan di dalamnya karena faktor perbedaan pendapat, pandangan mazhab. Perbedaan seperti ini dibenarkan dalam Islam karena dua alasan. Pertama: karena adanya nash-nash zhanni tsubut. Kedua: karena kemampuan intelektual umatnya juga berbeda beda sehingga memungkinkan perbedaan dalam memahami nash-nash syariah.

Mengenali Islam sebagai agama yang benar harus kembali kepada sumbernya (Alquran, as-Sunnah, Ijma Sahabat dan Qiyas) bukan kepada orangnya. Jika menyimpang siapapun dia, dari kelompok atau organisasi manapun yang disampaikan itu bukanlah kebenaran; bukan islam. Begitulah cara seharusnya menilai kebenaran Islam.

Mengenai Timur Tegah yang terus bergolak sesungguhnya itu bukan karena faktor Islam. Wilayah ini terus membara karena strategi penjajah barat untuk terus menerus menjajah wilayah ini. Setidaknya ada empat faktor yang menyebabkan ketidakstabilan Timur Tengah hingga saat ini; 1) Potensi ideologi Islam yang selalu mengancam kepentingan barat; 2) persoalan minyak; 3) letak strategis Timur Tengah; 4) institusi Yahudi yang sengaja di tanam oleh Barat.

Alhasil, sangat naif jika konflik Timur Tengah dikaitkan dengan cirri keislaman kaum Muslim,apalagi dikaitkan langsung dengan Islam. Karena pada dasarnya Islam bukanlah sumber dari konflik itu. Justru Islam itu solusi. Namun masalahnya, umat Islam belum mau mengambil kembali Islam sebagai solusinya. Mereka lebih percaya pada ideologi penjajah yang justru hendak menghisap darah dan kekayaan alam mereka. repost. Islampos.com

SebelumnyaSebelas Tip Puasa Bagi Lansia SesudahnyaDahsyat Nya Doa Sebelum Berbuka Puasa

Berita Lainnya

0 Komentar