Amal Saleh Penutup Ramadhan, Sekjen Muhammadiyah: Muhasabah dan Kontinu

Waktu tersisa beberapa hari di bulan Ramadhan ini sangat baik untuk memperbanyak ibadah dan bermuhasaba, evaluasi diri atas apa yang sudah dilakukan selama bulan suci ini.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti menjelaskan, beberapa hari ke depan ini saatnya melakukan muhasabah.
“Sejauh mana kualitas kita berpuasa. Apakah tarawih kita sudah ada yang bolong? Apakah tadarrus kita sudah sampai juz 24 atau mungkin yang lebih bersemangat lagi mungkin sudah ada yang khatam 1-2 kali?”, ujar dikutip dari Laman Muhammadiyah, Sabtu (8/5/2021).
Muhasabah itu menurut Mu’ti terutama pada aspek pemahaman reflektif dan kontekstual terhadap pesan-pesan Al-Quran.
Jika pun tidak sempat khatam tilawah hingga 30 juz, bagi Mu’ti tak mengapa asalkan rutin melakukan perenungan terhadap ayat per ayat Al-Quran.
“Bagi kita warga Persyarikatan yang terpenting bukan berapa banyak ayat Al-Quran dan juz yang telah kita baca, tapi yang lebih penting dari itu adalah bagaimana kita ini membaca Al-Quran kemudian memahami isinya dan mengamalkan isi dari Al-Qur’an itu. Menurut saya, ini yang jauh lebih penting sebagai bagian dari komitmen kita bersama-sama,” pesannya.
Ketersinambungan amal saleh termasuk muhasabah ini menurut Mu’ti adalah hal yang utama dalam Islam daripada beramal dalam jumlah besar namun tidak konsisten.
“Karena itu dawamul ibadah jauh lebih penting yaitu kontinu, karena dalam hadis disebut ibadah yang tebaik adalah yang konsisten meskipun sedikit,” tutur Mu’ti.
“Jadi tak usah khawatir meski belum khatam, tapi sepanjang kita terus membaca Al-Quran, lalu kita pahami isinya dan kita usahakan untuk mengamalkannya maka itulah makna tadarus Al-Quran sejati, makna dari tilawatul Qur’an yang sejati, makna dari tadarus Quran yang hakiki,” pungkas Mu’ti.